PANJAT TEBING
Panjat
tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu
dari sekian banyak olah raga ataw hobi di alam bebas dan merupakan salah satu
bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki
melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa
melewatinya . Pada umumnya panjat tebing
dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan
mencapai lebih dari 45o dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada
dasarnya panjat tebing adalah suatu kegiatan yang mengutamakan
kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta
ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri.
Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan /
celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif
dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan.
THEKNIK DASAR
Seorang pemanjat harus bisa memahami tebing yang akan dipanjat, bagaimana
kontur tebing tersebut, apa saja peralatan yang nantinya akan dipergunakan, dan
kalau bisa tahu secara detail bagaimana bentuk pegangan dan celah-celah yang
ada pada tebing tersebut yang paling utama pemanjat harus bisa
menentukan jalur pemanjatan, cara pemasangan dan penggunaan peralatan yang
benar, hal itu akan menjadi safety standart prosedur dalam pemanjatan sehingga
menjadi support tambahan bagi kesuksesan dalam melakukan pemanjatan.
Teknik
pemanjatan dikelompokkan sesuai bagian dengan tebing yang dimanfaatkan untuk
memperoleh gaya tumpuan dan pegangan, yaitu :
- Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih
terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan
tangan
- Friction / Slab Climbing
Teknik ini hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai
gaya penumpu
- Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang digunakan oleh
anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak
Dengan cara demikian dan beberapa pengembangan,
dikenal teknik-teknik berikut:
- Jamming
Teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak
begitu lebar. Jari-jari tangan, kaki atau tangan dapat dimasukkan / diselipkan
pada celah sehingga seolah-olah menyerupai pasak
- Chimneying
Teknik memanjat celah vertical yang cukup besar.
Badan masuk diantara celah dan punggung menempel disalah satu sisi tebing.
Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke sisi
tebing belakang. Kedua tangan diletakkan menempel pula dan membantu mendorong
serta membantu menahan berat badan.
- Bridging
Teknik memanjat pada celah vertikal yang lebih besar
(gullies). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan
pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang kaki sebagai tumpuan
dibantu juga tangan sebagai penjaga keseimbangan.
- Lay back
Teknik memanjat pada celah vertical dengan
menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah
tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk menempatkan kedua kaki
mendorong kedepan dan kemudian bergerak naik silih berganti.
- Hand traverse
Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping
(horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk
memanjat vertukal sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan
banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat
mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat
badan dapat terbagi lebih rata.
- Mantelself
Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras
kecil) yang letaknya agak tinggi namun cukup besar untuk diandalkan untuk
tempat brdiri selanjutnya. Kedua tangan dgunakan untuk menarik berat badan
dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha
atau dada maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk
mengngkat berat badan yang dibantu dengan dorongan kaki.
Sebagaimana panjat tebing ialah memanfaatkan cacat
batuan untuk menambah ketinggian sehingga seorang pemanjat dituntut berani,
teliti dan terampil juga dalam kemampuan berfikir yang tepat dalam bertindak
dengan keadaan yang terbatas untuk membuat keputusan menyiasati dan memecahkan
permasalahan yang dihadapi secara tepat, cepat dan aman.
Tahapan-tahapan dalam pemanjatan
hendaknya dimulai dari langkah-langkh sebagai berikut :
- Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dicapai.
- Menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan
- Untuk Leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa agar mudah untuk diambil/memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas dari Leader sendiri adalah membuat lintasan yang akan dilaluinya dan pemanjat berikutnya.
- Untuk Belayer, memasang ancor dan merapikan alat-alat. Tugasnya adalah membantu Leader baik dengan aba-aba maupun dengan tali yang dipakai Leader, Belayer juga bertugas mengamankan Belayer dari resiko jatuh atau yang lainnya, dengan langkah awal yaitu meneliti penganman yang dipakai Leader.
- Bila belayer dan Leader telah siap melakukan pemanjatan, segera memberi aba-aba pemanjatan
- Bila Leader sampai ketinggian 1 pitch (tali habis) ian harus memasang ancor.
- Leader yang sudah memasang ancor diatas, selanjutnya berfungsi sebagai Belayer untuk mengamankan pemenjat berikutnya.
atau atau
Adapun jenis-jenis peralatan yang
biasa digunakan untuk panjat tebing adalah :
v
Tali (Karn Mantel)
v
Webbing
v
Carabiner Screw dan Non Screw
v
Piton (pasak tebing)
v
Ascender (alat untuk naik pada tali)
v
Descender (alat untuk turun pada tali)
v
Eterier (tangga tali)
v
Chock Friend
v
Harness
v
Hamer
v
Hand Drill
v
Magnesium
v
Sepatu dan Helm
v
Chock Stopper
v
Chock Hexentrix
v
dll
Simpul-simpul dasar yang biasa
digunakan pada panjat tebing adalah sebagai berikut :
·
Simpul Delapan (figure of eight knot)
·
Simpul Delapan Ganda (double lub figure of eight knot)
·
Simpul Nelayan (fisherman knot)
·
Simpul Perusik
·
Simpul Pangkal (eliver hitch)
·
Simpul Pita
·
Simpul Bowline
·
Simpul Jangkar
·
Simpul Belay (Italian hitch)
·
Simpul Kupu-Kupu
·
dll
0 komentar:
Posting Komentar
kasih secarik kamentar anda eahh.....
Thank's :))